Minut, BeritaEksklusif — Rencana Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) disusun sebagai pedoman utama untuk memastikan ketersediaan air minum yang layak bagi seluruh masyarakat baik melalui jaringan perpipaan maupun non-perpipaan.
Rencana induk pengembangan SPAM hausnya memiliki cakupan perencanaan yang sangat strategis, yaitu selama 15 hingga 20 tahun.
Secara teknis, pembangunan SPAM dilakukan berdasarkan hasil perencanaan terinci yang meliputi unit-unit utama, seperti:
- Unit Air Baku: Tempat pengambilan air dari sumber.
- Unit Produksi: Tempat pengolahan air baku menjadi air minum.
- Unit Distribusi: Jaringan yang mengalirkan air ke masyarakat.
- Unit Pelayanan: Titik akhir air disalurkan kepada pengguna
Berbanding terbalik pengerjaan SPAM yang dilakukan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi (BPPWS) yang dimana perencanaan pembuatan SPAM Likupang menjadi pertanyaan.
Dimana Pembuatan SPAM tersebut terkesan belum siap. Unit air baku yang menjadi tempat penganbilan air dsri sumber belum siap, sehingga pemasokan air tidak terpenuhi.
Selain itu Jaringan perpipaan yang mengalirkan air ke masyarakat amburadul. Pipa-pipa tersebut tidak sesuai dengan aturan pemasangan pipa jaringan yang seharusnya di tanam didalam tanah dengan kedalam 70-80 cm.
Bahkan pipa-pipa tersebut hanya di letakan di dalam drinase kemudian di cor kembali sehingga membuat drinase menjadi dangkal yang dapat mengakibatkan luapan air dan nilai drinase sudah tidak sesuai volume awal.
Parahnya lagi, masyarakat di desa Pulisan dan Kinunang tidak menerima maanfaat dari SPAM semenjak selesainya pekerjaan tersebut.
PPK BPPW Sulut Hario Pamungkas saat dikonfirmasi awalnya mengelak bahwa pipa-pipa tersebut bukan miliknya, tetapi setelah di tunjukan foto dan vidio, barulah ia mengakuinya.
Hario menjelasakan, masalah perpipaan yang hanya ditaruh di atas tanah akan kami cek dan masalah pipa yang ada di dalam saluran kemudian di cor, itu sudah mendapat izin dari pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulut.
“Nanti kami akan periksa, kalau pipa di dalam saluran dan di cor, itu tidak menjadi masalah. Karena kami sudah mendapat Izin dari Pihak BPJN,” ujar Hario sembari mengatakan pekerjaan tersebut masih masa pemeliharaan yang akan ditambah menjadi 1 tahun.
Hario pun mengakui dua desa yakni Pulisan dan kinunang belum menerima manfaat air bersih sejak selesainya pekerjaan SPAM tersebut.
“Ia, memang Kedua desa tersebut belum mendapat aliran air dikarenakan air baku dari Balai Wilayah Sungai belum lancar mengalir ke Water Treatment Plant (WTP),” ujar Hario, sembari mengatakan yang salah kan Airnya tidak mengalir.
Pantaun awak media dilapangan, Jaringan perpipaan untuk melayani kedua desa tersebut belum tersambung, sehingga menuai keluhan dari warga setempat.
Salah warga setempat saat dikonfirmasi keluhkan samapai saat ini mereka tidak menerima manfaat dari pekerjaan spam.
“Sejak selesai kami tidak merasakan fasilitas atau manfaat dsri spam tersebut. Bahkan jaringan pipa-pipa tersebut belum sampai/belum masuk di desa kami,” ungkapnya dengan nada kesal.
Perlu di kerahui pekerjaan SPAM ini, dikerjakan oleh PT. SABATA KARYA KENCANA dengan dua Perusahaan konsultan pengawas yakni PT. MANGGALA KARYA BANGUN SARANA dan PT. ARAS PASIFIC INTERNASIONAL.
Diketahui juga pekerjaan ini sempat mendapat adendum waktu karena tidak selesai sesuai waktu yang ditentukan dan sudah di PHO (Provisional Hand Over) adalah serah terima pekerjaan sementara dari kontraktor kepada pemilik proyek setelah pekerjaan utama selesai dan memenuhi spesifikasi kontrak.
(Team)