Manado, BeritaEksklusif – Siswa SMK Negeri 1 Manado, terpaksa menahan sakit perut parah akibat mengonsumsi makanan yang diduga basi dan kadaluarsa pada Rabu, 24 September 2025.
Peristiwa ini langsung memicu respons cepat dari pihak sekolah, yang segera berkoordinasi dengan Satuan Penjaminan Pangan dan Gizi (SPPG) serta Badan Gizi Nasional untuk melakukan penyelidikan mendalam.
Menurut Jeine Kaparang, Kepala Unit Kesehatan Sekolah (UKS) SMK Negeri 1 Manado, masalah ini pertama kali terdeteksi dari bau tak sedap pada beberapa porsi makanan.
“Kami bisa mendeteksi dari baunya. Ada temuan beberapa makanan yang tidak layak, alias kadaluarsa atau basi,” ungkap Jeine, Kamis (25/9/2025) di ruangan UKS.
Merespons temuan ini, kloter kedua dari makanan yang sama langsung ditarik seluruhnya untuk mencegah lebih banyak korban. Namun, kloter pertama sudah terlanjur dibagikan dan dikonsumsi oleh sebagian siswa.
Jeine Kaparang menegaskan bahwa tidak semua makanan basi, hanya beberapa di antaranya, namun dampaknya sudah terasa.
Gejala utama yang dialami siswa adalah sakit perut. Berdasarkan pantauan Jeine, kondisi para siswa dapat ditangani dengan cepat di UKS.
“Anak murid di sini (UKS) hanya sekitar 10 sampai 15 menit. Tidak ada yang sampai harus ke rumah sakit,” jelasnya.
Namun, pernyataan ini bertolak belakang dengan pengakuan salah satu siswa yang enggan disebutkan namanya. Siswa tersebut mengaku masih merasakan sakit perut hingga hari ini, sehari setelah insiden.
“Saya masih merasakan sakit perut, pasca makan makanan itu,” ujarnya, menimbulkan pertanyaan tentang seberapa parah dampak keracunan ini sebenarnya.
Peristiwa ini menyoroti perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap penyaluran makanan ke sekolah.
Meskipun pihak sekolah telah mengambil tindakan cepat, kasus ini menjadi pengingat serius bagi semua pihak terkait, dari penyalur hingga pengawas, untuk lebih berhati-hati demi kesehatan dan keselamatan anak didik.
Insiden ini menjadi sorotan tajam, terutama karena Kepala Sekolah diketahui tidak berada di tempat saat kejadian. Makanan yang menjadi sumber masalah ini diketahui disalurkan oleh SPPG Sario, sebuah entitas yang seharusnya memastikan standar kelayakan dan gizi.
(Jho)