Tomohon, Berita Eksklusif — Pekerjaan Pembangunan Penyediaan Air Baku Makalisung bernilai 11,9 Miliyar dari anggaran APBN Tahun 2024 tidak sesuai spesifikasi.

Pekerjaan tersebut dikerjakan oleh CV. Dua Putra.

Pantaun awak media ini, Jaringan perpipaan sepanjang ribuan meter hanya diletakan diatas tanah perkebunan warga setempat.

Bukan hanya itu saja, pipa sepanjang ratusan meter tergelantung tidak menggunakan tiang penyangga sehingga pipa tersebut rentang patah.

Bahkan, tiang penyangga pipa besi yang dekat dengan intake sudah roboh dan bangunan penampung dan pengambilan air dari sumber alami (Intake) sudah tergelantung.

Sehingga anggaran untuk galian jaringan pipa air baku dan pasir urug yang ditentukan oleh RAB (Rencana Anggaran Biaya), yang merinci biaya per meter kubik (m3) untuk galian tanah, pasir urug, dan pasir urug kembali (tanah urugan), dipertanyakan.

Sedangkan Jaringan pipa air baku perlu diletakkan di dalam tanah sedalam 70-80 cm untuk melindungi pipa dari kerusakan fisik seperti benturan kendaraan, aktivitas penggalian, dan vandalisme, serta mencegah kerusakan akibat faktor lingkungan seperti degradasi suhu dan pergerakan tanah, memastikan pipa tetap aman, tidak rusak, dan air dapat mengalir dengan lancar dalam jangka waktu yang lama. 

Salah satu warga pemilik perkebunan saat dikonfirmasi sesalkan ada nya pipa yang melintas diatas tanah perkebunannya.

“Pipa ini lewat diatas tanah saya. Bagaimana saya mau menam kalau ada pipa-pipa diatas tanah” ujarnya.

Ia berharap pemerintah atau pihak terkait segera memindahkan pipa tersebut.

“Karna ini menghalangi. Apalagi diatas tanah saya” harapnya.

Disisi lain PPK BWS Deisy Rares saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu membenarkan adanya pipa yang diletakan diatas tanah.

“Dalam RAB Memang digali, tapi karna kondisi yang tidak memungkinkan sehingga diletakan diatas tanah,” beber Rares.

Ia juga menambahkan, Pihak BWS selama ini tidak pernah memakai pasir urug dalam pengerjaan Jaringan perpipaan.

“Tidak apa-apa, selama ini kami tidak memakai pasir urug untuk pengerjaan air baku dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM),” tegasnya.

Ia juga menyapaikan dilokasi tersebut terdapat perkebunan Cengkeh, sedangkan dilapangan adalah pepohonan Aren.

Ini mengindikasi bahwa PPK tersebut tidak pernah turun lapangan

(Team)

Tags:BWS SulutDitjen Balai SungaiKejagung RIKetua KPK RI Setyo BudiantoKPK RIPPK BWS Deisy Reres