Talaud, BeritaEksklusif —  Nasib tragis menimpa sejumlah penumpang selamat dari insiden terbakarnya KM. Barcelona V A di perairan sekitar Pulau Talise dan Gangga, Minggu (20/7/2025).

Alih-alih mendapatkan empati dan penanganan, para korban justru diduga ditelantarkan oleh PT. Surya Pasifik Indonesia, perusahaan yang menaungi kapal nahas tersebut. Informasi yang berhasil dihimpun redaksi menunjukkan bahwa PT. Surya Pasifik Indonesia dan pemilik KM. Barcelona V A tidak menunjukkan sedikit pun rasa empati atau tanggung jawab moral sejak peristiwa itu terjadi hingga berita ini ditayangkan. Sikap ini menuai kecaman keras dari berbagai pihak.

Ibu Iriani Entiman (42), salah satu korban selamat, mengungkapkan rasa sakit di sekujur tubuhnya dan nyeri dada akibat terinjak penumpang lain saat berupaya menyelamatkan diri.

“Saat di laut, saya tiga kali diinjak penumpang lain, saat penumpang lain berebut terjun dari atas kapal,” ujar Ibu Iriani sambil menunjuk area dadanya yang terasa sakit, seraya menambahkan bahwa ia juga masih mual dan muntah karena terlalu banyak menelan air laut.

Senada dengan Ibu Iriani, Ibu Dian Novita Manumbalang, korban lainnya, menuturkan bahwa pihak PT. Surya Pasifik Indonesia terkesan menutup diri dan lari dari tanggung jawab. Ironisnya, justru pihak TNI yang tidak memiliki kaitan langsung dengan insiden ini yang menunjukkan empati kemanusiaan dan memberikan bantuan.

“Sungguh ironis, kami justru dibantu oleh pihak TNI yang menunjukkan empati kemanusiaan. Kami sebagai penumpang yang menjadi korban sangat bersyukur atas uluran tangan Bapak Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Martin Susilo M. Turnip, S.H., M.H., bersama jajarannya yang sudah sangat membantu dengan memberikan santunan berupa uang tunai, yang kami jadikan sebagai biaya hidup selama ditelantarkan oleh pemilik KM. Barcelona V A di Manado,” tegas Ibu Dian, tampak sangat kecewa terhadap PT. Surya Pasifik Indonesia.

Ibu Agustina Manumbalang mengungkapkan kondisi memprihatinkan mereka yang terlunta-lunta akibat pengabaian pemilik kapal. Ia bersama kerabatnya, termasuk Ibu Rosmijati Ontorael (68) yang mengalami luka sangat parah berupa patah tulang rusuk dan lebam di sekujur tubuh, harus tidur beralaskan terpal di sebuah indekos di Kelurahan Malalayang Satu, Manado.

“Kami masih dalam kondisi sakit, namun harus tetap mengurus kerabat yang sakit. Kami tidak ada biaya untuk berobat ke rumah sakit. Dari kemarin katanya perwakilan pemilik kapal Barcelona V A akan melihat kondisi kami, ternyata semua itu bohong besar. Sudah minta alamat ke pihak keluarga kami, katanya ada nyonya besar yang akan datang padahal sampai saat ini tidak pernah ada yang datang, cuma surga telinga.Sehingga kami melihat PT. Surya Pasifik Indonesia sudah kehilangan rasa kemanusiaannya, semoga Aparat Penegak Hukum bisa melihat semua ini,” ujar Ibu Agustina dengan berurai air mata.

Ibu Agustina juga menceritakan kronologi mengerikan saat kapal terbakar.

Ia sempat berteriak memberitahukan adanya api di Dek II, namun justru dibalas bentakan oleh ABK yang menuduhnya membuat panik penumpang. “Kita sempat berteriak memberitahu kalau sudah ada api di Dek II, tapi ABK Barcelona tidak peduli, malah sibuk membangunkan orang untuk ditagih tiket.

Mereka (ABK) justru marah pada Ibu Dian Manumbalang katanya bikin panik ketika memberitahu sudah ada api di Dek III,” ungkap Ibu Agustina.

Lebih lanjut, Ibu Agustina menuturkan, ketika ABK menyadari benar adanya kebakaran di atas kapal, mereka langsung menyimpan uang tiket yang sedang ditagih dan terjun ke laut menyelamatkan diri sendiri tanpa menghiraukan keselamatan penumpang.

Semua barang bawaan korban, mulai dari handphone, laptop, tas, hingga uang dan perhiasan, ludes terbakar.

Melihat kondisi yang begitu memprihatinkan dan dugaan pengabaian dari pemilik kapal KM. Barcelona V A bersama PT. Surya Pasifik Indonesia, sejumlah tokoh masyarakat Sulawesi Utara angkat bicara dan mengutuk keras tindakan tak manusiawi tersebut.

Tokoh Masyarakat Talaud dan mantan anggota DPRD Talaud, Godfried Timpua, menyesalkan penelantaran korban penumpang yang ditengarai dilakukan oleh Pemilik KM. Barcelona V A dan PT. Surya Pasifik Indonesia.

“Kalau sudah sampai terjadi penelantaran korban penumpang yang masih terluka dan masih membutuhkan perawatan, maka nyatakan bahwa tindakan dari PT. Surya Pasifik Indonesia bersama pemilik KM. Barcelona V A sungguh biadab dan tak manusiawi dengan menganggap nyawa orang Talaud sebagai objek yang tak berharga,” tegas Godfried Timpua.

Diketahui, ada 7 (tujuh) warga Talaud yang diduga sengaja ditelantarkan oleh pihak PT. Surya Pasifik Indonesia bersama pemilik KM. Barcelona V A, yaitu Ibu Rosmijati Ontorael (68), Ibu Agustina Manumbalang (52), Ibu Iriani Entiman (42), Ibu Dian Manumbalang (32), Nona Elisa Manumbalang (24), serta dua anak yang hingga kini mengalami trauma, yaitu Yolanda Maro (14) dan Davian Maro (12).

Hingga berita ini ditayangkan, pihak pemilik Barcelona V A dan PT. Surya Pasifik Indonesia belum bisa dikonfirmasi terkait dugaan penelantaran korban penumpang yang merupakan imbas dari kelalaian mereka hingga kapal tersebut terbakar.

(AR)

Tags:Ci ChenKM Barcelona VAKo SimPT. Surya Pasific Indonesia (SPI)